Secara awam telepati dapat diartikan ‘merasakan dalam jarak jauh’. Ini termasuk dalam cabang utama ilmu parapsikologi yang dijelaskan sebagai metode transfer informasi tentang pikiran atau perasaan antara individu dengan cara lain diluar panca indera klasik .
Telepati berasal dari kata tele (τηλε) yang berarti jauh dan kata
pathos (πάθεια) yang berarti perasaan. Jadi, telepati merupakan suatu kemampuan
untuk merasakan, dan mengubah suasana hati orang lain dari jarak jauh, membaca,
membisikkan, dan mengirimkan lintasan gambar ke dalam pikiran orang lain dari
jarak jauh, tanpa terikat jarak dan waktu.
Walau secara ilmiah belum dapat di jelaskan tapi telepati memang
ada dan dapat digunakan bahkan sering terjadi terutama pada mereka yang
memiliki hubungan yang erat dan kuat… hanya saja tidak banyak dari kita yang
menyadari akan hal tersebut.Mungkin pernah kita merasa merindukan seseorang
begitu dalamnya nah pada saat itu focus dan konsentrasi kita pada rasa rindu
itu akan melibatkan jiwa dan raga termasuk emosi dan alam bawah sadar kita, dan
pada saat itu kita ingin sekali mendengar kabar darinya? Dan tak lama kemudian
dia yg kita pikirkan/rindukan memberi kabar.. ini sebenarnya contoh telepati
sederhana ketika kita memikirnya kita mengirimkan sinyal telepati kepada orang
tersebut dan dia dapat merasakan apa yg kita rasakan dan memberikan respon
dengan memberi kabar.
Telepati tidak hanya
mengandalkan kekuatan gelombang pikiran melalui alam bawah sadar namun juga
melibatkan fisiologis tubuh. Sebuah
penelitian menunjukkan bahwa ketika seseorang menyampaikan sebuah pesan telepatik kepada orang lain, terjadi
perubahan fisiologis dalam diri pengirim, respon kulit galvanik atau GSR
(merupakan detektor alamiah terhadap stres psikologis dalam diri seseorang)
meningkat. Pada saat relaks, GSR-nya kembali menurun. Begitu pun si penerima
pesan telepatik akan merespon secara fisiologis juga, penerima pesan juga
mengalami kenaikan GSR. Saat pengirim pesan dalam kondisi relaks, secara
otomatis, GSR penerima pesan juga ikut menurun. Padahal, penerima pesan tidak
tahu apakah pengirim pesan sedang berkonsentrasi atau sedang relaks.
Konsep Telepati
Telepati adalah keterhubungan pikiran dan hati manusia dengan
manusia lainnya, terhubungnya pikiran, ketika seseorang fokus mengingat orang
lain, terhubungnya hati, ketika seseorang berempati sedalam-dalamnya merasakan
hati/perasaan orang lain.
Pada dasarnya telepati terjadi secara alamiah, namun manusia pada
umumnya tidak menyadari, karena bagian dari pikiran dan hati manusia yang bisa
terhubung adalah alam bawah sadar yang meliputi bisikan, lintasan gambar dalam
pikiran, dan suasana hati. Itulah sebabnya untuk menguasai telepati, maka
seseorang harus melatih menyadari bisikan, lintasan gambar dalam pikiran dan
suasana hatinya sendiri.
Orang-orang yang akan menguasai telepati, adalah orang-orang yang
berusaha mendisiplinkan diri, untuk tetap menyadari sepenuhnya bisikan,
lintasan gambar dalam pikiran dan suasana hatinya sendiri.
Orang-orang yang mendisiplinkan diri, untuk tetap menyadari
sepenuhnya bisikan, lintasan gambar dalam pikiran dan suasana hatinya sendiri,
adalah orang-orang yang melepaskankan dirinya dari penghambaan terhadap dunia
(materi), mengikatkan hati, dan pikirannya untuk patuh terhadap nilai-nilai
kebaikan, moralitas, dan Ketuhanan. Keyakinan, dan kepatuhan terhadap Tuhan,
akan menjadikan seseorang memiliki kekuatan telepati tingkat tinggi.
Telepati tidak akan dikuasai oleh orang-orang yang berfaham
materialis, sekuler, atheis, hedonis, liberalis, permisif, hipokrit, dan
sejenisnya.
Inilah sebuah fakta ilmiah, bahwa orang-orang yang mengikatkan
pikiran dan hatinya terhadap nilai-nilai kebaikan, moralitas dan Ketuhanan,
akan memiliki kekuatan dahsyat dalam kehidupannya.
Jenis-jenis Telepati
Telepati Satu Arah
Telepati satu arah terjadi, jika seseorang yang memiliki kemampuan
telepati, melakukan telepati kepada seseorang yang tidak memiliki kemampuan
telepati.
Telepati Dua Arah
Telepati dua arah terjadi, jika telepati dilakukan oleh ke dua
belah pihak yang keduanya menguasai telepati.
Bagian-bagian Telepati
Bagian-bagian telepati adalah sebagai berikut:
1. Membisikkan, Mengendalikan Pikiran dan Hati Orang Lain
Membisikkan, mengendalikan pikiran dan hati orang lain, merupakan
salah satu penggunaan dari telepati satu arah. Misalnya Si A melakukan telepati
kepada Si B, caranya:
Ketika Si A fokus mengingat Si B berarti Si A menghubungkan
pikirannya dengan Si B. Pada saat itu Si A dapat membisikkan ke dalam pikiran
Si B "Si A orang yang baik". Pada saat itu pula Si A dapat
mengirimkan "lintasan gambar prilaku dirinya yang baik" kepada si B.
Si B menganggap isi pikirannya berasal dari diri sendiri, padahal isi
pikirannya berasal dari Si A yang dikirimkan melalui telepati.
Ketika Si A merasakan sedalam-dalamnya hati/perasaan Si B berarti
Si A sedang menyatukan hati/perasaannya dengan Si B. Pada saat itu Si A harus
merasakan sedalam dalamnya bahwa perasaan hati Si B luluh dan sangat menyukai
dirinya. Si B menganggap hati dan perasaan yang muncul berasal dari dirinya
sendiri, padahal isi hati dan perasaannya berasal dari si A yang dikirimkan
melalui telepati.
Agar si B melakukan apa yang ada dalam hati dan pikirannya, maka
si A harus melakukannya telepati kepada Si B secara terus menerus.
2. Hipnosis
Telepati satu arah yang dilakukan jarak dekat, berinteraksi secara
langsung dengan objek telepati disebut Hipnosis. Hipnosis menggunakan metode
telepati sangat berbeda dengan hipnosis metode Amerika-Inggris.
Kelebihan seseorang dalam melakukan telepati jarak dekat adalah
dia tidak mensugesti hati dan pikirannya saja, tetapi pada saat yang sama, dia
juga dapat mensugesti panca indera objek telepati misalnya dengan cara
membujuk, merayu, merekayasa penampilan dan lain-lain, sehingga kekuatan hipnosis
menjadi optimal.
3. Tenaga Dalam
Tenaga dalam yang dimaksud adalah tenaga dalam yang merupakan
pancaran dari telapak tangan. Ketika Si A diserang musuh, hanya dengan dorongan
telapak tangan dari jarak jauh, musuhnya terpental.
Sesungguhnya terpentalnya musuh bukan karena pancaran energi dari
telapak tangan, melainkan karena telepati satu arah. Dalam pikiran musuhnya
tergambar dari tangan Si A keluar pancaran energi yang membuat dirinya
terpental. Jadi terpentalnya musuh oleh pikirannya sendiri yang berasal dari Si
A melalui telepati satu .
4. Membaca Hati, dan Pikiran Orang Lain
Secara alamiah pikiran dan hati manusia terhubung, misalnya jika
Si A mengingat Si B, maka pikiran si A masuk ke Si B, atau terjadi sebaliknya
pikiran Si B masuk ke Si A. Manusia pada umumnya tidak dapat membedakan, apakah
isi pikirannya berasal dari diri sendiri, atau pikirannya berasal dari orang
lain. Jika seseorang telah mahir membedakan isi pikirannya yang berasal dari
diri sendiri, atau berasal dari orang lain, maka orang tersebut telah menguasai
ilmu membaca pikiran. Begitu pun cara kerja membaca hati.
Hal-hal yang harus difahami tentang karakteristik hati dan pikiran
manusia.
- Isi hati, dan pikiran tidak bisa dibatasi.
- Isi hati, dan pikiran berubah setiap detik.
- Isi hati, dan pikiran bisa saja diucapkan, bisa saja tidak.
- Isi hati, dan pikiran bisa saja dilakukan, bisa saja tidak.
- Isi hati, dan pikiran bisa direkayasa.
- Isi hati, dan pikiran merupakan bagian dari alam bawah sadar (tidak disadari), kecuali bila seseorang selalu melatih kesadaran isi pikiran dan hati.
Berdasarkan asumsi di atas, maka jika seseorang telah mahir
membaca pikiran dan hati orang lain, maka yang akan dia lakukan adalah:
memprediksi, mengantisipasi keadaan, atau menggunakan hipnosis, telepati satu
arah untuk mengendalikan keadaan.
Dalam film-film fiksi ilmiah digambarkan bahwa, jika dua orang
pembaca pikiran dan hati bertemu, maka mereka tidak perlu berbicara.
Jika kita mengacu pada karakteristik hati dan pikiran manusia,
tentu saja anggapan seperti ini salah, karena dalam interaksi, manusia merespon
orang lain bukan karena yang dipikirkan orang lain, melain berdasarkan yang
diucapkan, dan dilakukan orang lain. Artinya jika dua orang yang menguasai kemampuan
membaca pikiran dan hati bertemu, maka bahasa verbal (lisan, tulisan, isyarat)
tetap diperlukan dalam proses komunikasi dan interaksi.
Kemampuan membaca pikiran dan hati yang ditampilkan dalam
film-film fiksi ilmiah, dan tukang-tukang sulap di televisi, hampir sama dengan
kemampuan menjawab teka-teki, atau menebak-nebak angka.
5. Indra Keenam
Ibarat sebuah antena, indra keenam adalah kemampuan pikiran dan
hati seseorang untuk menangkap isi pikiran dan hati buruk dari orang-orang
sekitarnya, misalnya menangkap isi pikiran dan hati orang yang penuh kebencian,
ingin memfitnah, ingin melukai, dan lain-lain.
Ketika indra keenam menangkap itikad dan pikiran buruk orang lain,
maka berdasarkan karakteristik hati dan pikiran manusia, Isi pikiran dan hati bisa
saja dilakukan, bisa saja tidak dilakukan sekedar lintasan pikiran. Langkah
yang tepat adalah segera mengganti isi hati dan pikiran buruk orang lain,
dengan isi hati dan pikiran yang baik menggunakan telepati satu arah secara
kontinyu.
Meskipun seseorang telah mampu membalikan pikiran dan hati orang
lain menggunakan telepati, namun secara fisik harus tetap waspada.
@ Srikandi Sedjati, 2014